Aku sangat kecewa mengapa dulu aku memutuskan untuk pindah rumah ke
sini, padahal sahabatku dulu sakit keras. Dia tak mampu berdiri dan
membuka matanya. Ya, dia sedang mengalami koma akibat kecelakaan
kemarin, dia tertabrak motor ketika hendak menjemputku di seberang
jalan. Dia adalah sahabat terbaikku. Sudah Satu tahun aku ditinggal
sahabatku, kisah ini sangat mengerikan bagiku. Hampir tiap hari, aku
selalu mengingatya seolah-olah dia muncul di hadapanku. Mamanya telah
mengabarkan dia telah tiada. Ibuku juga tak mengabariku waktu itu.
Bukannya aku sama sekali tidak rela, tetapi dunia memisahkanku. Kami tak
bisa berkomunikasi satu kata pun tiap harinya. Tetapi aku ingin tetap
berkomunikasi walaupun hanya mimpi. Aku ingat kata-kata terakhirnya yang
sampai detik ini masih aku ingatkan.
“Tetaplah berdiri, meskipun angin berusaha merobohkanmu.”
Kata-kata itu selalu aku ucapkan di media sosial. Seperti: facebook,
Twitter, dan Instagram. Mungkin, karena aku, dia telah tiada, mungkin
karena aku dia seperti ini. Keluarganya tidak pernah berkomunikasi
dengan keluargaku. Jika aku diberi waktu untuk 1 jam bertemu dengannya
pasti aku menantikan hal itu. Tapi, itu hanya angin yang lewat seperti
angan-angan yang hilang begitu saja. Serentak, aku tertidur.
Sore ini aku pergi bersama Ibu ke kantornya untuk mengambil berkas.
Ketika di jalan, aku menemui seorang perempuan yang mirip sekali dengan
Karina, sahabatku. Aku langsung menggoncangkan diri dan meminta Ibu
untuk menghentikan sepeda motornya.
“Ibu, sepertinya aku mengenali sosok perempuan itu.” Ucapku dengan nada gemetar.
“itu Kirana, cepat hampiri dia.” Ujar Ibukku bersemangat. Dia bergegas melepas helm di kepalanya.
“Iya, bu.” jawabku sembari berlari kencang dan berusaha mengejarnya.
Ternyata, dia memasuki suatu perumahan Grya Anyar. Perumahan itu
termasuk perumahan baru.
“Kirana, Kirana, Kirana.” Panggilku sambil membungkukkan badan karena kelelahan mengejarnya.
Syukurlah, dia menengok ke arahku. Betapa kagetnya aku. Itu sesosok
Kirana, tetapi, aku tak percaya. Kirana kembar atau kah dia masih ada?
tetapi apakah Kirana mempunyai kembaran? sungguh kejadian ini sangat aku
tunggu-tunggu. Bertemu dengan Kirana. Beribu-ribu pertanyaan pun berada
di dalam otakku.
“Lala? sahabatku.” Ujarnya menjerit dan memelukku.
“Iya, ini sahabatmu. Loh, bukannya tahun lalu kamu dikabarkan, mmm, maaf, meninggal?” Tanyaku heran.
Ini memang benar terjadi, ataukah ini hanya isu belaka.
“hihihi, kata siapa, pada saat itu aku koma dua hari dan 1 hari langsung
sadar, aku mencarimu, tetapi kata Mamaku kamu sudah pergi.”
“Aku tak percaya ini, Mamamu bilang ke aku kamu sudah tiada, jika begitu aku sangat bersyukur.”
“Mungkin Mamaku masih pusing memikirkan untuk kehidupanku selanjutnya, jadi dia pasrah, dan bilang seperti itu ke kamu.”
“Jarak rumah kita jauh, mungkin alasan itu yang lebih tepat.” Tambahnya.
“Sekarang rumahmu di grya ini?” Tanyaku heran.
“Tidak, untuk sekarang dan selamanya.” Jawabnya lalu dia menghilang.
Aku membuka mata, aku baru menyadari bahwa tadi hanya mimpi semata,
tetapi apakah aku yakin itu namanya sahabat dua alam, dia masih terlihat
anggun dan segar. Dia menyapaku, dia menjawab apa yang aku tanyakan.
Sahabat terbaikku.
“Kamu tadi tertidur di sini selama satu jam, kamu ketakutan sepertinya,
ya sudah Ibu bangunkan.” Ucap seseorang di sebelahku, dan ternyata Ibu.
Satu jam? berkomunikasi dengan Kirana? dalam mimipi? mungkinkah dia
mendengar ucapanku tadi sebelum aku tertidur? i dont believe!
sumber :http://cerpenmu.com/cerpen-persahabatan/sahabat-terbaik-untuk-selamanya.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar